Cari Berita berita lama

KoranTempo - Kapolres Perempuan Pertama

Rabu, 26 Maret 2003.
Kapolres Perempuan PertamaDilihat dari pangkatnya, Agnes Supraptiningsih tidaklah terlalu istimewa. Sebelumnya bahkan telah ada sejumlah perempuan yang menjadi perwira tinggi di kepolisian. Keistimewaannya terletak pada jabatannya. Perempuan kelahiran Sleman, Yogyakarta, ini merupakan perempuan pertama yang mampu mematahkan dominasi lelaki di kepemimpinan setingkat komando. Ia adalah kepala kepolisian resort (Kapolres) wanita pertama di institusi Kepolisian Republik Indonesia.

Perempuan berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) itu, dilantik menjadi Kepala Polres Subang, Jawa Barat, pada tangal 18 Pebruari 2003. Jadi, baru satu bulan lebih.

Puteri bungsu dari pasangan Siswo Soesanto dan Basyirah yang jebolan Sarjana Pendidikan (SP) Universitas Sanatadharma Jogyakarta itu, terpaksa rela menanggalkan predikat Ibu Guru yang akan disandangnya pada 1984, demi cita-citanya menjadi seorang anggota ABRI --ketika itu Polri belum "cerai" dengan institusi TNI lainnya.

Agnes mengaku kesengsem ingi menjadi seorang anggota polisi, ketika masih duduk di bangku SMP. "Saya sangat terkesan ketika melihat foto-foto kakak saya yang jadi personil angkatan darat (AD)," kata Agnes. Empat bersaudara Agnes semua terlahir menjadi perempuan dan sang kakak, Letnan Kolonel (CKU) Sri Rumini yang diidolakannya, kini bertugas menjadi perwira bagian perencanaan di Makodam Jaya.

Perempuan kelahiran 41 tahun lalu itu tidak melewatkan kesempatan ketika pada 1985 markas ABRI membuka kesempatan buat para sarjana wanita untuk mengikuti ujian masuk di Sekolah Perwira Militer Sukarelawan Wanita (Spamilsukwan). "Saya ikut, dan lulus," kata Agnes bangga. Lalu, Agnes memutuskan untuk masuk jurusan kepolisian.

Lulus mengikuti pendidikan dengan pangkat letnan dua (kini Ajun Komisaris Pertama, AKP), Agnes lalu ditugaskan di Mabes Polri pada Direktorat Pendidikan. Ia kemudian dipindah ke Direktorat Personil. Ketika berpangkat Kapten (kini Komisaris), karier Agnes semakin memcorong. Berkat prestasinya, pada 1997 ia disertakan dalam pendidikan sekolah lanjutan perwira (Slapa) Polri. Setelah lulus dari Slapa pangkatnya pun naik satu tingkat menjadi Mayor (kini Komisaris).

Kariernya terus meningkat hingga ia menjadi perwira menengah. Namun seperti umumnya orang Yogya, Agnes tidak pernah ngoyo. "Mengalir bagai air," katanya tentang prinsipnya berkarier.

Karena itulah ia mengaku "kaget ketika menerima SK pengangkatan jadi kapolres Subang." Maklumlah, sebelumnya belum pernah ada polisi wanita yang menjadi Kapolres. "Ini benar-benar berkah Tuhan," katanya.

Agnes yang lebih suka memakai nama Ning --kependekan dari nama belakangnya-- pada papan nama yang menempel di baju dinasnya itu, juga mengaku harus berterima kasih kepada Komisi Nasional (Komnas) Perempuan dan para senior Polwan di Mabes Polri yang sejak cukup lama memperjuangkan agar Kapolri berani mengangkat polwan menjadi kepala polres. Dan, kesempatan itu, untuk kali yang pertama jatuh pada dirinya.

Meski sudah berbekal tongkat komando di tangan dan lencana di dada, secara terbuka Agnes mengakui ada kecanggungan yang muncul ketika ia mengawali karienya sebagai kepala Kapolres. "Terus terang saja, awalnya saya kurang PD (percaya diri)," aku Agnes. Tetapi, bekal sekolah di Sespimpol dan Susjab Kapolres, segera dapat mencairkan "kebekuan" yang menggayuti hatinya. Keraguan untuk dapat mengurusi 13 wilayah kepolisian sektor (polsek) dan 645 personel anggota, serta 1,6 juta lebih warga Kabupaten Subang, rasa kurang PD-nya sontak menghilang begitu mengetahui profesionalitas anak buahnya.

Yang membanggakan sekaligus dapat menjadi bekal keteguhan diri Agnes dalam tugasnya, ternyata masyarakat lebih menaruh harapan kepada pemimpin perempuan. Karena masyarakat menilai pemimpin perempuan, cenderung lebih memiliki kepekaan, lebih bijak dan bersifat "mengemong" dan pasti bisa juga bersikap tegas.

Jabatan dan statusnya sebagai wanita tak menghalanginya untuk turun langsung ke lapangan. "Ini harus saya lakukan, untuk mensuport anggota," ucap isteri dari Jimmy Pattinasarani itu.

Dalam soal gaya kepemimpinan polwan, Agnes mengaku sangat terkesan dengan gaya kepemimpinan jenderal pertama perempuan di lingkungan polri, yakni Bigrjen Pol (Purnawirawan) Roekmini (almarhumah). "Almarhumah adalah sosok polwan yang cerdas,lugas dan tegas," Agnes memberikan pujian. "Saya harus banyak belajar darinya."

Agnes tentu saja tidak puas dengan hanya menjadi kapolres wanita pertama. Ia juga ingin memberikan lebih banyak lagui untuk negeri ini. Karenanya, ia menyatakan siap untuk ditempatkan di daerah konflik seperti Aceh, Ambon, atau Papua.

Sebagai seorang komandan ia harus tegas dan disiplin. Tetapi, sebagai perempuan, seorang ibu dan seorang isteri, perasaan masih sering menguasai dirinya. "Itulah kodrat perempuan," katanya.

Apalagi selama menjalani tugas Kepala Polres Subang, Agnes terpaksa harus rela meninggalkan Frank Navayou anak laki-laki semata wayang yang sangat dicintainya yang baru berusia sembilan tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD Tarakanita, Jakarta.

Ia juga harus merelakan hubungan harmoni dengan suaminya yang bekerja di Biro Lingkungan Hidup di Pemerintah Provinsi Jakarta. "Setiap hari saya pasti telepon anak dan suami, untuk memastikan keadaan mereka di Jakarta," kata Agnes.

Agnes baru merasakan hari-hari yang membahagiakan setiap akhir pekan. "Suami saya datang ngapelin sambil membawa oleh-oleh belahan jiwa saya. Duh... senangnya," ucap Agnes seraya menebar tawa renyahnya.

Maka talenta keibuannya pun saban Sabtu dan Minggu dipraktekan: memasak masakan kesukaan anak dan suami, mengemong dan berbagi kasih sayang. Kalau sudah begini, hilanglah semua kepenatan tugas yang mengisi penuh enam hari dalam sepekan.

Dan, ketika awal pekan datang, sebagai seorang komando, Agnes segera bergegas menyambut hari-hari sibuknya kembali. Ketika telepon pagi berdering, di atas meja tugasnya yang mengkilap, Agnes segera menyambar gagangnya, "Siap komandan, tugas segera saya laksanakan," jawab Agnes, menimpali isi pesan dari atasannya. Nanang Sutisna

Nama: Agnes Supraptiningsih
Tempat/Tgl.lahir : Sleman, Yogyakarta, 22 Maret 1962
Pendidikan: SD s/d SMU di Sleman Yogyakarta
1984 lulus Sarjana Pendidikan (S1) Universitas Sanatadharma, Yogyakarta.

1985 lulus pendidikan Spamilsukwan ABRI

1985 s/d 1995 bertugas di Direktorat Pendidikan dan Direktorat Personil Mabes Polri, Jakarta.

1996/1997 mengikuti pendidikan di Slapa Polri

2002 mengikuti pendidikan Sespimpol di Lembang,Bandung.

2003 mengikuti kursus jabatan (Susjab) Kapolres di Lembang, Bandung.

18 Pebruari 203 diangkat menjadi Kapolres Subang, Jawa Barat.

1 comment:

  1. Lulus mengikuti pendidikan dengan pangkat letnan dua (kini Ajun Komisaris Pertama, AKP)


    Koreksi dunk Letnan Dua di kepolisian saat ini menjadi Inspektur Polisi (IPDA) bukan AKP (Ajun komisaris Polisi)
    AKP itu dulu berpangkat Kapten.

    ReplyDelete